di susun oleh zulfanzar 110240020
pendahuluan
Pengertian
etika
Etika (Etimologi),
berasal dari bahasa Yunani adalah “Ethos”, yang berarti watak kesusilaan atau
adat kebiasaan (custom). Etika biasanya berkaitan erat dengan perkataan moral
yang merupakan istilah dari bahasa Latin, yaitu “Mos” dan dalam bentuk jamaknya
“Mores”, yang berarti juga adat kebiasaan atau cara hidup seseorang dengan
melakukan perbuatan yang baik (kesusilaan), dan menghindari hal-hal tindakan
yang buruk.Etika dan moral lebih kurang sama pengertiannya, tetapi dalam kegiatan
sehari-hari terdapat perbedaan, yaitu moral atau moralitas untuk penilaian
perbuatan yang dilakukan, sedangkan etika adalah untuk pengkajian sistem
nilai-nilai yang berlaku.
Istilah lain yang
identik dengan etika, yaitu: usila (Sanskerta), lebih menunjukkan kepada
dasar-dasar, prinsip, aturan hidup (sila) yang lebih baik (su). Dan yang kedua
adalah Akhlak (Arab), berarti moral, dan etika berarti ilmu akhlak.
Menurut para ahli, etika
tidak lain adalah aturan prilaku, adat kebiasaan manusia dalam pergaulan antara
sesamanya dan menegaskan mana yang benar dan mana yang buruk. Perkataan etika
atau lazim juga disebut etik, berasal dari kata Yunani ETHOS yang berarti
norma-norma, nilai-nilai, kaidah-kaidah dan ukuran-ukuran bagi tingkah laku
manusia yang baik, seperti yang dirumuskan oleh beberapa ahli berikut ini:
- Drs. O.P. SIMORANGKIR : etika atau etik
sebagai pandangan manusia dalam berprilaku menurut ukuran dan nilai yang baik.
- Drs. Sidi Gajalba dalam sistematika
filsafat : etika adalah teori tentang tingkah laku perbuatan manusia dipandang
dari segi baik dan buruk, sejauh yang dapat ditentukan oleh akal.
- Drs. H. Burhanudin Salam : etika adalah
cabang filsafat yang berbicara mengenai nilai dan norma moral yang menentukan
prilaku manusia dalam hidupnya.
Pengertian
etika kepada allah
Etika
terhadap Allah merupakan wujud kepribadian diri kita dalam bermunajah kepada
sang pencipta, yaitu Allah swt, dengan
cara bertakwa melakukan segala perintahnya dan menjauhkan segala larangannya. dalam
arti kata yaitu melakukan sesuatu yang tidak memudharatkan diri sendiri dan
orang lain dengan cara tidak melampiaskan sesuatu atas kehendak diri sendiri
atau paksaan orang lain, tetapi dengan selalu berpegang teguh pada Al-Quran
yaitu kitab Allah dan Hadist yaitu Perkataan Rasul Allah, etika yang harus
dipertahankan itu bukan hanya sekedar untuk diperlihatkan kepada orang lain
tetapi etika yang sangat dibutuhkan adalah etika ketika kita sendiri tanpa
adanya orang lain tapi hanya kita dan Allah.(Hasanuddin Ali)
pembahasan
Etika
terhadap Allah Ta'ala dalam islam
Orang
Muslim melihat dalam dirinya nikmat-nikmat Allah Ta'ala yang tidak bisa
dikalkulasikan sejak ia masih berupa sperma di perut ibunya hingga ia menghadap
Allah Ta'ala. Oleh karena itu, ia bersyukur kepada-Nya atas nikmat-nikmat
tersebut dengan lisannya dengan memuji-Nya dan menyanjung-Nya, karena Dia
berhak mendapatkan sanjungan dan ia bersyukur dengan anggota badannya dengan
menggunakannya dalam ketaatan kepada-Nya. Ini etikanya terhadap Allah Ta‘ala,
sebab tidak etis mengingkari nikmat, menentang keutamaan Pemberi nikmat,
memungkiri Nya, memungkiri kebaikan-Nya, dan memungkiri nikmat-nikmat-Nya.
فَاذْكُرُونِي أَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوا لِي وَلَا تَكْفُرُونِ
"Karena itu, ingatlah kalian kepada-Ku niscaya Aku ingat kepada kalian, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kalian mengingkari (nikmat)-Ku."(Al-Baqarah: 152).
Orang Muslim mengakui pengetahuan Allah Ta'ala kepadanya, dan penglihatan-Nya terhadap seluruh kondisinya, kemudian hatinya penuh dengan ketakutan kepada-Nya, dan ia mengagungkan-Nya. Ia malu bermaksiat kepada-Nya, menentang-Nya, dan tidak tidak taat kepada-Nya. Inilah etikanya terhadap Allah Ta'ala.Sebab, sangat tidak etis seorang hamba mempertontonkan kemaksiatannya kepada Tuhannya, atau mempersembahkan keburukan kepada-Nya, padahal Dia melihatnya dan menyaksikannya.
"Barangsiapa membawa amal yang baik maka baginya (pahala) sepuluh kali lipat amalnya dan barangsiapa yang membawa perbuatan yang jahat maka dia tidak diberi pembalasan melainkan seimbang dengan kejahatannya, sedang mereka sedikitpun tidak dianiaya (dirugikan)."(Al-An'am: 160)
Etika
kepada Allah SWT bisa berlangsung dengan tiga hal :
Pertama,
menjaga pikiran kita. Caranya, anda tidak menyandangkan kekurangan apapun pada
Allah SWT. Sebab, sikap demikian tidak menunjukkan etika pada Allah SWT.
Kedua,
menjaga hati kita. Caranya, anda tidak membiarkan hati kita menoleh pada selain
Allah SWT. Cara yang lain adalah menjadikan hati kita dipenuhi cinta Allah SWT.
Bukanlah beretika pada Allah SWT, bila Shalat, hati kita justru memikirkan yang
selain-Nya.
Ketiga,
menjaga tingkah laku kita. Kita tidak melakukan segala sesuatu yang membuat
Allah SWT murka. Janganlah kita memandang seorang wanita yang bukan pasangan
kita. Kita tidak usah bergaul dengan gadis lain yang juga bukan pasangan sah
kita. Kita juga tidak boleh meninggalkan Shalat. Sebab, siapapun melakukan hal
itu, ia tidak bisa disebut memiliki etika pada Allah SWT.
Para Ulama mengatakan,
“Seseorang yang memiliki etika tiga hal ini pikirannya selalu dipergunakan
untuk menyucikan Allah, dan seluruh tingkah lakunya diridai Allah termasuk
orang yang dicintai Allah,”
Ada
pun contoh – contoh etika kepada allah
• Mengagungkan Allah SWT.
• Takut kepada Allah SWT.
• Mencintai Allah
• Bergantung kepada Allah semata.
• Hatinya selalu terpaut kepada Allah SWT.
• Tunduk dan merasa membutuhkan Allah SWT.
• Berlindung kepada Allah SWT.
• Malu di hadapan Allah SWT.
• Berbuat sesuai dengan makna nama dan sifat Allah SWT.
• Bangga bersama Allah SWT.
• Menyibukkan diri dengan ketaatan, hingga terhindar dari kemaksiatan.
• Berhukum dengan Allah SWT.
• Yakin bahwa hukum Allah adalah hukum yang mudah.
• Berbaik sangka kepada Allah dan Rasul-Nya.
• Banyak mengingat Allah (berdzikir).
• Banyak membaca shalawat kepada Nabi Muhammad SAW.
• Bertakwa kepada Allah SWT.
• Hanya mengikuti jalan Rasulullah
Kesimpulan
Bahwa
kesyukuran orang Muslim kepada Allah Ta‘ala atas nikmat-nikmat-Nya, rasa
malunya kepada-Nya jika ia cenderung bermaksiat kepada-Nya, bertaubat dengan
benar, bertawakkal kepada-Nya, mengharapkan rahmat-Nya, takut akan siksa-Nya,
berbaik sangka bahwa Allah Ta'ala pasti menetapi janji-Nya, dan berbaik sangka
bahwa Allah Ta‘ala pasti melaksanakan ancaman-Nya kepada siapa saja yang
dikehendaki-Nya dan hamba-hamba-Nya adalah etika terhadap Allah Ta'ala. Semakin
ia konsisten dengan etika tersebut dan menjaganya, derajatnya semakin tinggi,
kedudukannya melangit, dan kemuliaannya agung hingga kemudian ia berhak mendapatkan
perlindungan Allah Ta'ala, pemeliharaan-Nya, kucuran rahmat-Nya, dan sasaran
nikmat-Nya.
Daftar
pustaka
ARTIKEL ETIKA KEPADA ALLAH
ARTIKEL PENGERTIAN ETIKA
di akses
pada tanggal 30 april 2012
BUKU
Etika
(k.bertens, 1993 ;24)
Wacan
kesehatan kaum beriman(budhy munawar-rachman,2004 ; 39)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar